Sejarah dan Fakta Menarik Tentang Oat: Gandum Sehat yang Mendunia


OAT


Pendahuluan

Oat, atau yang sering disebut havermut, merupakan salah satu jenis biji-bijian yang kini sangat populer sebagai bahan makanan sehat. Produk olahan oat seperti oatmeal, granola, dan oat milk menjadi pilihan utama bagi masyarakat modern yang ingin menerapkan gaya hidup sehat. Namun, di balik kesederhanaannya, biji oat menyimpan sejarah panjang, manfaat luar biasa, serta beragam fakta menarik yang patut diketahui.


Asal Usul dan Sejarah Oat

Tanaman oat (Avena sativa) berasal dari kawasan Eropa Timur dan Asia Barat. Menurut penelitian arkeologi, biji oat liar pertama kali ditemukan di wilayah Bulan Sabit Subur (Fertile Crescent) — daerah yang kini meliputi Turki, Suriah, dan Iran.

Menariknya, pada awalnya oat bukanlah tanaman utama yang dibudidayakan manusia. Ia hanya dianggap sebagai gulma liar yang tumbuh di antara tanaman barley dan gandum. Namun, sekitar 1000 SM, masyarakat Eropa mulai menyadari bahwa oat lebih tahan terhadap iklim lembap dan memiliki nilai gizi tinggi. Akhirnya, oat mulai dibudidayakan secara luas, terutama di wilayah Skotlandia, Inggris bagian utara, dan Jerman.

Di Skotlandia, oat bahkan menjadi makanan pokok selama berabad-abad. Bubur oat tradisional atau porridge menjadi santapan harian yang diwariskan turun-temurun. Hingga kini, produk oat asal Skotlandia dikenal memiliki kualitas premium di dunia.


Perkembangan Oat di Dunia Modern

Memasuki abad ke-19 dan 20, oat mulai populer di Amerika Serikat dan Asia. Perusahaan-perusahaan makanan mulai mengembangkan rolled oats, yaitu oat yang digiling dan diratakan agar lebih cepat dimasak. Salah satu pelopor utamanya adalah Quaker Oats Company, yang berdiri pada tahun 1877 di Amerika Serikat.

Di abad ke-21, seiring meningkatnya tren makanan sehat dan gaya hidup vegan, oat kembali naik daun. Kini, oat tidak hanya dikonsumsi sebagai bubur sarapan, tetapi juga diolah menjadi berbagai produk seperti granola, oat cookies, roti gandum campur oat, dan susu nabati (oat milk).

Konsumsi oat meningkat pesat di negara-negara Asia, termasuk Indonesia, berkat kesadaran masyarakat terhadap manfaatnya bagi kesehatan.


Kandungan Gizi dan Manfaat Oat

Oat dikenal sebagai sumber nutrisi yang padat dan seimbang. Dalam 100 gram oat, terdapat sekitar:

  • Karbohidrat kompleks (66 g): menyediakan energi tahan lama.
  • Protein nabati (13–15 g): membantu membangun jaringan tubuh.
  • Serat larut beta-glukan (4–6 g): menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL).
  • Lemak sehat (6–7 g): terutama asam lemak tak jenuh tunggal.
  • Vitamin dan mineral: kaya akan zat besi, magnesium, fosfor, zinc, dan vitamin B1 (tiamin).
  • Antioksidan avenanthramide: senyawa unik pada oat yang melindungi pembuluh darah dan mengurangi peradangan.

Berkat kandungan tersebut, oat memiliki berbagai manfaat kesehatan, antara lain:

  • Menjaga kesehatan jantung dengan menurunkan kolesterol.
  • Menstabilkan kadar gula darah, baik untuk penderita diabetes.
  • Membantu menurunkan berat badan karena memberi rasa kenyang lebih lama.
  • Melancarkan pencernaan dan mencegah sembelit.
  • Meningkatkan energi dan konsentrasi, cocok untuk sarapan pagi.


Fakta Menarik Tentang Oat

1. Bebas gluten secara alami.

Oat sebenarnya bebas gluten, namun bisa terkontaminasi saat diproses bersama gandum atau barley. Oat dengan label “gluten-free” aman bagi penderita celiac.

2. Oat adalah makanan astronot.

NASA menggunakan oat dalam misi luar angkasa karena tinggi nutrisi, tahan lama, dan mudah disimpan.

3, Negara penghasil oat terbesar di dunia adalah Rusia dan Kanada, disusul oleh Finlandia dan Australia.

4. Digunakan untuk perawatan kulit.

Ekstrak oat sering digunakan dalam produk kosmetik untuk mengatasi gatal, kulit kering, dan iritasi.

5. Ada banyak jenis oat.

Seperti steel-cut oats (kasar dan butuh waktu lama dimasak), rolled oats (paling umum), dan instant oats (paling cepat disajikan).

Mitos Tentang Oat

1. “Oat hanya untuk diet.”

Salah. Oat cocok untuk semua kalangan — anak-anak, lansia, dan atlet. Selain membantu diet, oat juga memberi energi tinggi.

2. “Semua jenis oat sama.”

Tidak benar. Jenis dan cara pengolahan memengaruhi kandungan serat dan indeks glikemik. Oat utuh lebih sehat dibanding oat instan.

3. “Oat menyebabkan perut kembung.”

Kembung bisa terjadi pada awal konsumsi karena tubuh belum terbiasa dengan serat tinggi. Namun, hal ini akan hilang setelah beberapa hari.

Oat di Indonesia

Dalam satu dekade terakhir, popularitas oat meningkat pesat di Indonesia. Banyak masyarakat mulai menjadikan oat sebagai alternatif sarapan atau campuran makanan sehat.

Selain itu, kuliner lokal mulai berinovasi menggunakan oat, seperti bubur oat santan, cookies oat kelapa, dan smoothie bowl buah tropis. Meskipun sebagian besar oat di Indonesia masih diimpor, penelitian mengenai budidaya oat lokal di daerah pegunungan mulai dikembangkan, terutama di Jawa Barat dan Sumatera Utara.


Penutup

Dari tanaman liar yang dulu dianggap gulma hingga menjadi makanan super yang digemari di seluruh dunia, perjalanan oat adalah bukti bagaimana manusia mampu mengenali nilai gizi alam. Oat bukan hanya sarapan sehat, tetapi juga simbol gaya hidup modern yang mengedepankan kesehatan, keberlanjutan, dan kesadaran lingkungan.

Dengan segudang manfaatnya, tidak mengherankan jika oat kini disebut sebagai “biji kehidupan” bagi generasi modern.


Referensi

  • Harvard T.H. Chan School of Public Health. The Nutrition Source – Oats.
  • U.S. Department of Agriculture (USDA). FoodData Central – Oats, raw.
  • Mayo Clinic. Oatmeal: How it helps cholesterol.
  • FAO (Food and Agriculture Organization). World Oat Production Statistics.
  • WebMD. Oats and Oatmeal: Health Benefits, Nutrition, and How to Eat.