7 Jebakan Bahasa Indonesia yang Paling Sering Menjerat Penulis Pemula
7 Jebakan Bahasa Indonesia yang Paling Sering Menjerat Penulis Pemula
Bagi penulis pemula, PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia) sering dianggap sebagai tembok besar yang menghalangi kreativitas. Padahal, PUEBI adalah kompas. Semakin baik kita menguasai kompas, semakin bebas dan tepat arah tulisan kita.
Tulisan yang bersih dari kesalahan fatal kebahasaan akan secara otomatis meningkatkan kredibilitas Anda—dan membuat editor atau penerbit lebih tertarik membaca naskah Anda hingga selesai.
Berikut adalah tujuh "jebakan" kebahasaan yang paling sering ditemukan dalam naskah penulis pemula, lengkap dengan panduan PUEBI yang benar.
1. Jebakan Di: Dipisah atau Digabung?
Ini adalah jebakan klasik yang menguji semua penulis Bahasa Indonesia. Penggunaan kata "di" yang digabung atau dipisah tergantung pada fungsinya.
Aturan Dasar:
"Di" Dipisah (Kata Depan): Jika menunjukkan tempat, waktu, atau arah. (Cek: Apakah bisa diganti dengan ke atau dari?).
"Di" Digabung (Imbuhan): Jika diikuti oleh kata kerja pasif.
| Fungsi | Salah | Benar |
| Tempat (Dipisah) | Adonan itu digoreng di atas kompor. | Adonan itu digoreng di atas kompor. |
| Kata Kerja (Digabung) | Cerita itu di baca ulang olehnya. | Cerita itu dibaca ulang olehnya. |
Tips Cepat: Jika Anda tidak yakin, coba ganti kata setelah 'di' dengan kata kerja aktif. Misalnya, jika Anda bisa mengganti dijual menjadi menjual, maka dibaca adalah imbuhan dan harus digabung.
2. Jebakan Tanda Koma dalam Dialog
Dialog adalah roh cerita, tetapi tanda bacanya sering salah. Kesalahan paling umum adalah melupakan koma sebelum tanda kutip penutup (") saat dialog diikuti oleh keterangan pengiring (seperti kata kerja ujar, katanya, seru).
Aturan Dasar:
Jika kalimat langsung belum selesai, gunakan koma di dalam tanda petik, diikuti oleh verb wicara.
Jika kalimat langsung sudah selesai, gunakan titik di dalam tanda petik, dan verb wicara tidak perlu diawali huruf kapital.
| Fungsi | Salah | Benar |
| Dialog Berlanjut | "Saya akan pergi" katanya. | "Saya akan pergi," katanya. |
| Dialog Selesai | "Aku sudah kenyang," Ujarnya. | "Aku sudah kenyang." ujarnya. |
3. Jebakan Analisis vs. Analisa (dan Kata Serapan Lainnya)
Banyak kata serapan dari bahasa asing yang sering kita dengar salah, sehingga kita pun ikut menuliskannya salah. Penulis profesional harus menggunakan bentuk baku sesuai KBBI.
Aturan Baku PUEBI:
| Salah (Tidak Baku) | Benar (Baku) | Fungsi |
| Analisa | Analisis | Proses penyelidikan. |
| Praktek | Praktik | Pelaksanaan/pelatihan. |
| Nasihat | Nasihat | Anjuran. |
| Hutang | Utang | Kewajiban membayar. |
| Photo | Foto | Gambar. |
Tips Cepat: Jika Anda ragu, selalu cek di KBBI Daring. Jadikan KBBI sebagai kamus utama Anda, bukan Google.
4. Jebakan "Di Mana" dan "Yang Mana"
Kedua frasa ini sering muncul dalam tulisan pemula karena terpengaruh terjemahan dari Bahasa Inggris (which is, where). Dalam Bahasa Indonesia, penggunaannya sangat terbatas.
Aturan Dasar:
"Di mana" hanya boleh digunakan untuk menanyakan tempat.
"Yang mana" tidak baku jika digunakan sebagai kata penghubung (konjungsi) dalam kalimat majemuk.
| Salah | Benar |
| Di mana cerpen ini bercerita tentang... | Dalam cerpen ini bercerita tentang... |
| Ia menjelaskan ide yang mana sangat rumit. | Ia menjelaskan ide yang sangat rumit. |
Solusi: Ganti "di mana" dengan kata "tempat", "ketika", atau konjungsi yang lebih spesifik seperti "dengan" atau "yang".
5. Jebakan Penulisan Kata Ganti Ku, Kau, Mu, dan Nya
Kata ganti kepemilikan dan pelaku ("ku", "kau", "mu", "nya") harus digabung dengan kata dasar yang diikutinya.
Aturan Dasar:
Kata ganti "ku" (milikku, punyaku) dan "kau" (pelaku) harus digabung dengan kata dasarnya.
| Salah | Benar |
| Kau ajak aku pergi kemana? | Kauajak aku pergi ke mana? |
| Itu adalah tas ku. | Itu adalah tasku. |
| Apa kabar** mu** hari ini? | Apa kabarmu hari ini? |
6. Jebakan Penggunaan Angka dan Bilangan
Kapan harus menggunakan angka (1, 2, 3) dan kapan harus menggunakan huruf (satu, dua, tiga)?
Aturan Dasar:
Bilangan di awal kalimat harus ditulis dengan huruf (dieja).
Bilangan di dalam kalimat yang bisa dinyatakan dengan satu atau dua kata (di bawah 10 atau 100) sebaiknya ditulis dengan huruf.
| Salah | Benar |
| 12 orang sudah mendaftar lomba. | Dua belas orang sudah mendaftar lomba. |
| Kami hanya memiliki 5 alasan. | Kami hanya memiliki lima alasan. |
| Dia merangkai cerita dalam 25 bab. | Dia merangkai cerita dalam 25 bab. |
| ^(Catatan: Bilangan di atas dua kata (seperti 25) tetap boleh ditulis dengan angka). |
7. Jebakan Penulisan Judul (Huruf Kapital)
Judul artikel, bab buku, atau novel harus ditulis dengan huruf kapital di setiap kata. Namun, ada pengecualian.
Aturan Dasar:
Setiap kata dalam judul harus diawali huruf kapital, kecuali kata tugas.
Kata Tugas (Harus huruf kecil): di, ke, dari, dan, atau, pada, yang, untuk, dengan, tentang.
| Salah | Benar |
| Panduan Menulis Cerpen Untuk Penulis Pemula | Panduan Menulis Cerpen untuk Penulis Pemula |
| Cerita Yang Tersimpan Di Bawah Laut | Cerita yang Tersimpan di Bawah Laut |
Penutup:
Mempelajari PUEBI bukanlah hal yang sulit, melainkan sebuah investasi jangka panjang dalam karier menulis Anda. Dengan menghindari tujuh jebakan ini, tulisan Anda akan langsung naik level, terlihat lebih rapi, dan mampu bersaing di kancah profesional.
Ingat, bahasa adalah alat terkuat penulis. Kuasai alat itu, dan Anda akan menguasai cerita Anda.

Gabung dalam percakapan