Ingin Menjadi Penulis Buku? Mulailah Berhenti Melakukan 4 Hal Ini
Ingin Menjadi Penulis Buku? Mulailah Berhenti Melakukan 4 Hal Ini
Semua orang bisa mengatakan, "Saya ingin menulis buku." Namun, hanya segelintir orang yang benar-benar menyelesaikan naskah dari awal sampai akhir. Perbedaan antara pemimpi dan penulis yang produktif sering kali terletak bukan pada apa yang mereka lakukan, melainkan pada apa yang mereka berhenti lakukan.
Menulis buku pertama adalah proses subtraksi. Anda harus menyingkirkan kebiasaan, mitos, dan pola pikir yang menghambat, agar disiplin dan kreativitas dapat mengalir. Seringkali, musuh terbesar yang menghalangi buku Anda untuk terbit adalah kebiasaan yang Anda pertahankan tanpa sadar.
Jika Anda serius ingin bertransformasi dari sekadar "orang yang suka menulis" menjadi "penulis buku yang selesai", inilah 4 hal yang harus Anda hentikan hari ini juga.
1. Berhenti Menunggu Inspirasi Datang (Musuh Utama Konsistensi)
Mitos paling romantis dan paling merusak dalam dunia kreatif adalah kepercayaan bahwa menulis harus menunggu mood atau inspirasi hebat yang tiba-tiba datang dari langit.
Penulis profesional tahu bahwa inspirasi adalah hasil dari pekerjaan, bukan pemicunya. Jika Anda menunggu inspirasi, Anda mungkin hanya akan menulis selama tiga hari dalam setahun.
Jadikan Menulis Pekerjaan, Bukan Hobi Manja
Berhentilah memperlakukan menulis sebagai kegiatan santai yang hanya dilakukan jika semua pekerjaan lain sudah selesai dan pikiran sedang jernih. Perlakukan menulis sebagai janji temu yang tidak bisa dibatalkan, sama seperti pekerjaan atau kuliah.
Jika rutinitas Anda adalah menulis selama 45 menit setiap pagi sebelum bekerja, lakukan itu terlepas dari apakah Anda merasa terinspirasi atau tidak. Disiplin untuk duduk dan mulai mengetik (atau menulis tangan) adalah yang memisahkan pemimpi dari pelaku.
Rutinitas Mengalahkan Motivasi
Motivasi itu seperti gula: memberikan dorongan energi singkat, tetapi diikuti oleh kejatuhan yang tajam. Konsistensi adalah karbohidrat kompleks yang memberikan energi stabil jangka panjang. Jangan mengandalkan perasaan untuk mendorong tindakan; biarkan tindakan mendorong perasaan. Sering kali, inspirasi muncul setelah Anda memaksa diri duduk di depan halaman kosong.
2. Berhenti Mengedit Draf Pertama Saat Menulis (Jebakan Perfeksionisme)
Perfeksionisme adalah salah satu racun terkuat yang membunuh naskah di tengah jalan. Penulis yang jatuh dalam jebakan ini akan mengedit kalimat yang baru ia tulis 10 menit sebelumnya, bolak-balik mengubah paragraf, dan akhirnya, mereka tidak pernah menyelesaikan bab 3.
Pisahkan Peran Penulis dan Editor (Dualitas Otak)
Seorang penulis profesional menggunakan dualitas otak:
Otak Pencipta (Penulis): Mengalirkan ide, plot, dan kata-kata secepat mungkin. Tugasnya hanya untuk mengisi halaman kosong.
Otak Pengkritik (Editor): Masuk setelah naskah selesai, untuk memoles, memotong, dan memperbaiki.
Hentikan kebiasaan melihat ke belakang! Selama draf pertama, mata Anda hanya boleh tertuju pada tempat di mana Anda akan mengetikkan kata berikutnya. Draf pertama adalah jembatan yang harus Anda seberangi; Anda tidak perlu memoles pilar jembatan sebelum mencapai sisi seberang.
Beranilah Menulis Draf Jelek
Tujuan draf pertama adalah kelengkapan, bukan kesempurnaan. Berikan izin pada diri Anda untuk menuliskan kalimat kaku, dialog aneh, atau bahkan lubang plot yang jelas. Anda memiliki seluruh waktu di dunia selama tahap revisi (editing) untuk memperbaikinya. Namun, jika naskah tidak pernah selesai, Anda tidak memiliki apa pun untuk direvisi.
3. Berhenti Membandingkan Draf Kasar Anda dengan Karya Sempurna (Perangkap Comparisonitis)
Penulis pemula memiliki selera tinggi—mereka tahu tulisan yang bagus. Masalahnya, mereka sering membandingkan draf mentah mereka, yang masih berantakan, dengan buku-buku yang sudah terbit yang telah melalui proses penyuntingan berlapis-lapis oleh editor, copywriter, hingga proofreader.
Ingatlah Proses di Balik Produk
Setiap novel yang Anda kagumi di toko buku adalah produk akhir yang telah dipoles puluhan kali. Novel-novel tersebut juga pernah menjadi draf pertama yang jelek, canggung, dan penuh keraguan.
Hentikan kebiasaan membandingkan Bab 1 Anda dengan Bab 20 yang ditulis Stephen King! Itu adalah perbandingan yang tidak adil.
Fokus pada Suara Otentik Anda
Membandingkan diri juga bisa menyebabkan Anda kehilangan suara unik. Anda mungkin secara tidak sadar mencoba meniru gaya penulis favorit Anda, yang membuat tulisan Anda terasa artifisial.
Tugas Anda adalah menemukan dan mengembangkan suara Anda sendiri. Saat menulis draf pertama, tutup buku penulis lain. Hanya ada Anda dan cerita yang harus Anda ceritakan.
4. Berhenti Hanya Berbicara dan Berangan-angan (Ilusi Aksi)
Ini adalah kebiasaan yang paling halus dan paling licik.
Kamu menghabiskan waktu berjam-jam merancang sampul buku.
Kamu mendiskusikan plot twist dengan teman-temanmu.
Kamu membeli puluhan buku panduan menulis.
Kamu membuat outline yang sangat detail.
Semua kegiatan di atas terasa seperti "menulis", tetapi sebenarnya adalah prokrastinasi yang terstruktur. Kamu mendapatkan kepuasan palsu karena "sedang mengerjakan proyek", padahal kamu menghindari tindakan yang paling sulit: duduk dan menulis.
Ganti Diskusi dengan Tindakan Nyata
Jika Anda menghabiskan satu jam berbicara tentang bab yang akan Anda tulis, ubah kebiasaan itu: gunakan satu jam tersebut untuk benar-benar menulis. Tidak ada gunanya memiliki outline paling sempurna di dunia jika Anda tidak pernah mengisinya dengan cerita.
Tantangan: Setiap hari, tanyakan pada diri sendiri: "Apakah saya hari ini saya benar-benar menulis atau hanya berangan-angan tentang menulis?"
Kesimpulan
Menjadi penulis buku adalah tentang menunjukkan komitmen Anda setiap hari, terlepas dari perasaan Anda. Berhenti menunggu inspirasi, berhenti mengedit prematur, berhenti membandingkan, dan berhenti menunda-nunda dengan ilusi aksi.
Kunci untuk menyelesaikan buku fiksi pertama Anda tidak terletak pada apa yang harus Anda tambahkan, melainkan pada apa yang harus Anda lepaskan. Lepaskan kebiasaan buruk, dan buku Anda akan menemukan jalannya.
Apa satu kebiasaan yang akan Anda hentikan hari ini juga untuk mulai menulis buku pertama Anda?
Gabung dalam percakapan